Pembahasan Koil Pada Kendaraan - Hirocademy - Education For The Future

Monday, December 25, 2017

Pembahasan Koil Pada Kendaraan

Koil

HiroCademy - Koil merupakan jantung dari pada sisttem pengapian yang merupakan koil (ignition coil). Koil akan menghasilkan bunga api bertegangan tinggi pada busi melalui induksi elektromagnetik. Pada umumnya, Koil terdapat dua pemisah yang secara listrik terhubung melalui kumparan kawat tembaga. Koil jenis yang lainnya merupakan transformer yang kumparan primer dan skundernya tidak terhubung secara listrik.

Note : 
Kontruksi bagian dalam koilyang didinginkandengan oli. Perhatikan kumparan primrnya terhubung ke kumparan skunder. Kutub (positif dan negatif) koil ditentukan melalui arah kumparan tersebut digulung.

Pada bagian tengah - tengah koil tedapat inti besi lunak terlapis (lapisan tipis pada besi lunak). Inilah inti yang akan meningkatkan kekuatan magnetik koil. Di sekelilingi inti besi terdapat lilitan yang mencapai 20.000 lilitan kawat halus (kawat Ukuran 42). Kumparan tersebut dinamakan kumparan koil sekunder. Di sekeliling kumparan sekunder terdapat lilitan yang mencapai 150 lilitan kawat yang ukurannya lebih besar (kawat ukuran 21). Kumparan ini dinamakan kumparan koil primer. Kumparan sekunder memiliki jumlah lilitan sekitar 100 kali lilitan kumparan primer yang dinamakan rasio lilitan. Pada sebagian besar bentuk koil, kumparan tersebut dibungkus dengan lembaran logam tipis berlapis isolator kertas dan dimasukkan ke dalam wadah logam.Wadah logam dan bungkus akan membantu menahan medan magnet yang dihasilkan dari dalam kumparan koil. Kumparan primer dan sekunder dapat menghasilkan panas karena hambatan listrik di dalam kawat lilitan. Pada sebagian jenis koil, dimasukkan oli untuk membantu mendinginkan koil tersebut. Beberapa jenis koil lainnya, misalnya yang digunakan pada sistem pengapian energi tinggi (HEI, high energy ignition) menggunakan pendingin udara, epoksi yang dirapatkan terhadap koil-E. Dinamakan koil-E karena inti besi lunak terlapis tersebut berbentuk E, dengan kawat koil melilit mengelilingi tengah - tengah "jari" E, dan kumparan primer melilit di dalam kumparan sekunder.


Penampang potong koil tanpa distributor tipe 11 mobil General Motor. Perhatikan bahwa kumparan primernya terdapat di dalam kumparan sekunder (Sumber: Pontiac Division of General Motors Corporation) 

Kumparan primer koil dihubungkan melalui wadah koil dan ditandai sebagai negatif dan positif. Terminal positif koil dihubungkan ke kunci kontak, yang memasok arus dari terminal positif baterai. Terminal negatif baterai dihubungkan ke modul kontrol pengapian (ICM, ignition control module) atau igniter, yang akan membuka dan menutup rangkaian pengapian primer melalui pembukaan atau penutupan lintasan balik masa rangkaian. Ketika kunci kontak pada posisi ON, akan terdapat tegangan pada kedua terminal positif dan negatif koil jika pada kumparan primer koil tersebut terdapat kontinuitas. Tanda positif (+) dan negatif (—) koil, mengindikasikan bahwa terminal positif lebih positif (terhubung ke terminal positif baterai) dibandingkan dengan terminal negatif baterai. Keadaan ini dinamakan polaritas (kutub) koil. Polaritas koil harus tepat untuk memastikan bahwa elektron akan mengalir dari elektrode tengah busi pada sistem pengapian distributor. Polaritas sebuah koil ditentukan melalui arah putaran lilitan koil tersebut. Polaritas yang tepat selanjutnya ditandai pada terminal primer koil. Jika ujung primer koil dibalik, •maka tegangan yang dibutuhkan untuk menyalakan busi dinaikkan hingga 40%. Tegangan output koil berbanding langsung dengan rasio lilitan kawat primer terhadap lilitan kawat sekunder yang digunakan pada koil tersebut.

a Swainduksi 
Ketika arus mulai mengalir ke koil, suatu arus lawan dihasilkan pada kumparan koil. Arus lawan yang dihasilkan ini disebabkan oleh swainduksi (self-induction) dan dinamakan dengan reaktansi induktif. Reaktansi induktif sama saja dengan tahanan/hambatan sebab dia melawan perubahan (naik atau turun) aliran arus pada koil. Oleh karena itu, ketika koil pertama kali dihidupkan, terjadi sedikit keterlambatan hampir 0,01 sekon sebelum koil mencapai kekuatan medan magnet maksimum. Titik tampak kekuatan medan magnet maksimum yang dicapai dinamakan dengan kejenuhan (saturation). 

b. Saling induksi 
Pada koil terdapat dua kumparan, yaitu kumparan primer dan sekunder. Ketika terjadi perubahan medan magnet pada salah satu kumparan koil maka suatu perubahan juga akan terjadi pada kumparan koil yang lain. Oleh karena itu, jika arus dihentikan dari pengaliran (rangkaian diputus) maka keruntuhan medan magnet memotong lilitan kumparan sekunder sehingga menghasilkan tegangan tinggi pada kumparan sekunder. Pembangkitan arus listrik pada kedua kumparan koil ini dinamakan saling induksi. Keruntuhan medan magnet juga menghasilkan suatu tegangan pada kumparan primer hingga mencapai 250 volt. 

c. Bagaimana koil menghasilkan tegangan 40,000 volt? 
Semua sistem pengapian menggunakan induksi elektromagnetik untuk menghasilkan bunga api tegangan tinggi dari koil. Induksi elektromagnetik artinya bahwa arus dapat dihasilkan pada sebuah konduktor (kumparan koil) melalui pergerakan medan magnet. Medan magnet pada koil dihasilkan oleh aliran arus melalui kumparan primer koil. Arus untuk kumparan primer dipasok melalui kunci kontak ke terminal positif atau koil. Terminal negatif dihubungkan ke masa melalui modul pengapian elektronik (igniter). 

Jika rangkaian primernya tertutup, arus (antara 2A hingga GA) dapat mengalir melalui kumparan koil primer. Aliran ini menghasilkan medan magnet yang kuat di dalam koil. Apabila hubungan lintasan balikan masa kumparan koil diputus, medan magnet runtuh dan menginduksi tegangan dari 250 volt hingga 400 volt pada kumparan primer koil menjadi tegangan tinggi (20.000 volt hingga 40.000 volt) arus rendah (20 mA hingga 80 mA) pada kumparan koil sekunder. Pulsa (denyutan) tegangan tinggi mengalir melalui kabel koil (jika kendaraannya dilengkapi), tutup distributor, rotor, dan kabel busi ke busi. Agar terjadi bunga api secÃ¥ra berkelanjutan, koil harus dimuati lagi dengan medan magnet untuk kemudian dikeluarkan lagi. 

Salah satujenis kumparan primer dan sekunder pada pengapian elektronik yang menggunakan resistor balast dan distributor. Untuk mencegah agar koil tidak panas berlebihan pada kecepatan engine yang.rendah, beberapa jenis pengapian elektronik tidak menggunakan resistor balast, tetapi menggunakan rangkaian elektronika di dalam mobil (Sumber: Chrysler Corporation).

Komponen-komponen pengapian mengatur arus pada kumparan primer koil dengan memutarkan ON dan OFF secara kolektif pada rangkaian pengapian primer. Komponen - komponen yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan membagi tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder koil dinamakan dengan rangkaian pengapian sekunder.Komponen-komponen pada rangkaian tersebut terdiri atas rangkaian pengapian primer dan rangkaian pengapian sekunder. 

1. Rangkaian pengapian primer 
  • Baterai 
  • Kunci Kontak
  • Kumparan primer koil 
  • Koil pickup (sensor poros engkol) 
  • Modul pengapian (igniter) 

2. Rangkaian pengapian sekunder 
  • Kumparan sekunder koil 
  • Tutup distributor dan rotor (jika kendaraan dilengkapi) 
  • Kabel 
  • Busi 
Demikian pembahasan tentang Koil. Semoga infoemasi ini dapat bermanfaat untuk kalian semua dan menjadi refensi untuk kalian belajar lebih giat lagi.

No comments:

Post a Comment